Notification

×

Iklan

Iklan




Mega Sindir Calon Kepala Daerah Lewat Pintu Belakang.....

, 20 Januari 2020

Jakarta,DP News 
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri menyindir calon kepala daerah yang lewat belakang, yaitu yang meminta rekomendasi langsung kepada dirinya. DPP PDIP memastikan yang disindir Megawati bukanlah Gibran Rakabuming, bakal calon wali kota Solo yang juga putra Jokowi.
"Kalau Gibran ikut prosedur, Bos! Gibran ikut prosedur," kata Ketua Bidang Pemenangan Pemilu PDIP Bambang Wuryanto kepada wartawan, Senin (20/1).
Bambang memastikan Gibran sudah dan akan mengikuti prosedur penjaringan calon kepala daerah di PDIP. Dia memastikan sindiran Megawati ditujukan untuk kader PDIP yang menemui sang ketum di Rakernas PDIP pekan lalu.
"(Gibran) prosedur ikut, penjaringan di DPD, di DPD juga ikut fit and proper, ikut edukasi politik dan seterusnya. Saya pastikan itu bukan untuk Mas Gibran," ujarnya.
Seperti diketahui, Gibran ikut mendaftar sebagai bakal calon wali kota Solo ke DPD PDIP Jawa Tengah. Sedangkan DPC PDIP Solo sudah memilih Purnomo sebagai calon wali kota. DPP PDIP memastikan cawalkot Solo akan dipilih oleh DPP PDIP.
Menurut Bambang, calon kepala daerah itu seharusnya mengikuti prosedur yang ditetapkan PDIP. Sebab, prosedur tersebut juga untuk edukasi politik bagi calon kepala daerah.
"Prosedurnya yaitu mendaftar, kemudian mengikuti proses yang ada, termasuk bikin paper, diskusi, visi-misi, kan begitu. Sekaligus pendaftaran itu kan juga dipakai untuk education soal politik. Bagi PDIP, forum tersebut menjadi forum untuk melakukan edukasi partai," ujar Bambang.
Maka itu, Bambang menyebut Mega tak berkenan dengan cara calon kepala daerah yang meminta rekomendasi dari belakang. Padahal, di dalam tubuh PDIP, Megawati mengajarkan tertib berorganisasi.
"Jadi maka kalau seperti itu (rekomendasi dari belakang), maka pasti Ibu (Megawati) tak berkenan. Karena ada tahap yang lengkapi, ini kan tertib berorganisasi, itu yang diajarkan kepada kami," sebut Bambang.
Bambang mengaku tak mengetahui calon kepala daerah yang disindir Megawati. Namun, menurut dia, kemungkinan permintaan rekomendasi calon kepala daerah tersebut dilakukan saat waktu istirahat Rakernas I PDIP.
"Kalau daerahnya saya nggak tahu, tapi peristiwa itu terjadi pada saat Rakernas. Itu mungkin pada saat istirahat, makan bersama, kita nggak tahu, detailnya nggak tahu. Tapi itu menyinggung pada saat rakernas. Tapi itu kan karena keakraban. Kalau sudah akrab dengan Ibu Ketum, semua selesai," pungkas dia.(Rd/detik.com)

| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |