Medan,DP News
DPRD Medan menilai
program penanggulangan banjir belum tepat sasaran. Ditambah lagi, proyek kanal
yang dibangun di kawasan Titi Kuning dengan nilai Rp 240 miliar, seolah tak
berfungsi dan menjadi sia-sia.
Kenyataannya,
banjir tetap melanda kota metropolitan ini. Banjir melanda di sejumlah ruas
jalan, usai diguyur hujan, Kamis (20/6). Diantaranya Jalan Jamin Ginting, Jalan
Garu I, STM Ujung, Sunggal dan banyak lagi.
Anggota
Komisi IV DPRD Medan Paul MA Simanjuntak dan Hendra DS menyoroti permasalahan banjir.
Menurut mereka hal ini tak terlepas dari pengawasan Pemko Medan, sehingga apa
yang sudah dikerjakan, tak dilakukan evaluasi. Akibatnya, permasalahan banjir
pun tak teratasi.
“Kita
melihat program penanggulangan banjir di kota Medan masih belum tepat, terbukti
masih banyak drainase yang tidak bekerja secara maksimal, dalam menyerap dan
menampung air,” kata
Menurutnya,
harus ada pekerjaan drainase yang benar-benar mampu menanggulangi persoalan
banjir ini. “Karena normalisasi hanya untuk membantu kelancaran air saja, belum
tentu sebagai solusi agar tidak lagi banjir. Dengan anggaran yang ada jika
dikerjakan secara benar dan tepat sasaran saya pikir sudah cukup,”ungkapnya.
Sementara
Hendra DS menyayangkan proyek kanal bernilai ratusan miliar ternyata kurang
berfungsi. “Kenyataannya, air tergenang tidak mengalir di kanal. Artinya proyek
kanal ini jadi sia-sia,” kata politisi Hanura ini.
Untuk
diketahui, proyek kanal merupakan proyek besar yang dananya pinjaman dari Japan
Bank for International Corporation (JBIC) senilai Rp 240 miliar. Dibangunnya
kanal bertujuan untuk mengurangi banjir yang kerap melanda Kota Medan.(rd)