Semarang,DP News
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, M
Nasir menyebut Presiden Joko Widodo setuju dengan usulan rektor asing. Saat ini
tergantung dari persiapan Kemenristekdikti untuk pelaksanaannya.
Nasir mengatakan sudah mengungkapkan secara lisan kepada Presiden soal rencana 'rektor impor' itu. Lampu hijau sudah diberikan tinggal persiapan saja agar bisa dilaksanakan tahun 2020.
"Beliau setuju, tergatung bagaimana saya siapkan, kalau persiapan tidak bagus ya mungkin kita pending atau bagaimana," kata Nasir usai acara pengambilan sumpah dokter baru ke 227 di Undip, Semarang, Kamis (1/8).
Nasir mengatakan sudah mengungkapkan secara lisan kepada Presiden soal rencana 'rektor impor' itu. Lampu hijau sudah diberikan tinggal persiapan saja agar bisa dilaksanakan tahun 2020.
"Beliau setuju, tergatung bagaimana saya siapkan, kalau persiapan tidak bagus ya mungkin kita pending atau bagaimana," kata Nasir usai acara pengambilan sumpah dokter baru ke 227 di Undip, Semarang, Kamis (1/8).
Banyak hal yang harus disiapkan yaitu mulai dari
peraturan yang harus diperbaiki. Selain itu juga memetakan universitas mana
yang akan menerapkannya.
"Tata kelola perbaiki, peraturan pemerintah, peraturan menteri," ungkapnya.
"Tata kelola perbaiki, peraturan pemerintah, peraturan menteri," ungkapnya.
Ia menegaskan penerapan untuk tahun 2020-2024 hanya
untuk beberapa universitas percontohan. Yang bakal menerapkan pun belum
dipastikan Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta.
"Kita petakan perguruan tinggi mana yang layak, kita punya 4.700 perguruan tinggi, ambil contoh 2 atau 5 selama 2020-2024, tidak semua rektor," tegasnya.
"Kita petakan perguruan tinggi mana yang layak, kita punya 4.700 perguruan tinggi, ambil contoh 2 atau 5 selama 2020-2024, tidak semua rektor," tegasnya.
Nasir mengakui memang banyak penolakan termasuk ketika
usul rektor impor pertama bergulir tahun 2016. Ia menegaskan penolakan yang
dilakukan kemungkinan karena belum melihat kesuksesan universitas di negara
lain yang menerapkan.
"Penolakan banyak, yang menolak tidak pernah lihat perguruan tinggi asing seperti apa," pungkasnya.
"Penolakan banyak, yang menolak tidak pernah lihat perguruan tinggi asing seperti apa," pungkasnya.
Sejumlah negara disebut Nasir sudah mempercayakan
pimpinan kampus ke rektor dari luar negeri dan hal itu terbukti mendongkrak
peringkat akademik Universitas yang dipimpin di tingkat dunia. Nasir pun
berharap peringkat Indonesia juga melonjak dengan mengadopsi cara tersebut.(detikcom/Rd)