Gubernur Sumut Edy
Rahmayadi didampingi Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah menerima audiensi dari
PT Hanlim Power Indonesia (HPI), Jumat (2/8). Gubernur setuju atas tawaran
kerja sama rencana pembangunan PLTGU di Sumut dan dilakukan penandatanganan
Nota Kesepahaman. (Foto Biro Humas dan Keprotokolan Setda Provsu : Veri Ardian)
Medan,DP News
Gubernur
Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi menyampaikan persetujuannya atas tawaran
kerja sama rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) di
Sumut. Hal itu diungkapkan saat menerima audiensi dari PT Hanlim Power
Indonesia (HPI), Jumat (2/8).
Hadir di
antaranya Presiden Komisaris PT HPI Aulia Pohan, Chairman Hanlim Power
Coorporation (HPC) asal Korea Selatan (Korsel) Paul Han R Lee, Direktur PT HPI
Hazairin Pohan, Director HPC Hwang Hooyun, Anggota DPD RI Parlindungan Purba
dan lainnya. Sementara Gubernur didampingi Wakil Gubernur Sumut Musa
Rajekshah, Kepala Dinas PMPPTSP Arief Trinugoroho, Kabiro Otda dan Kerja Sama
Basarin Tanjung, Kabiro Perekonomian Ernita Bangun dan para staf.
“Intinya saya
setuju. Karena kebutuhan listrik ini kita membutuhkan banyak energi. Sebentar
lagi juga akan ada industri dari perusahaan di Indonesia, yang membutuhkan
energi yang besar,” ujar Gubernur.
Meski begitu,
Gubernur mengingatkan agar kerja sama yang dilakukan harus melalui aturan yang
berlaku. Juga ingin agar prosesnya segera dijalankan, sehingga rencana yang
baik bagi kebutuhan energi listrik di Sumut tidak berlarut-larut.
“Memang kita
tak inginkan ada masalah, karena itu pasti ada dan harus diselesaikan. Tetapi
saya juga tidak mau berlama-lama. Kalau memang bisa atau tidak, kita bisa
tahu,” sebut Edy Rahmayadi.
Terkait rencana pengadaan lahan di Sumut, lanjut Edy,
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut akan membantu urusan pengadaan tanah. Sebab
angka 200 hektare yang disebutkan untuk luas lahan pembangunan PLTGU, juga
disyaratkan untuk berada di tepi pantai atau dekat dengan laut. Rencananya
berlokasi di Kabupaten Batubara.
“Jadi ini
upaya investasi, tetapi tetap harus profesional. Yang jelas mulai hari ini,
kita harus selesaikan dengan aturan yang benar, tetapi tidak diperlambat,”
sebutnya yang mengatakan Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai tempat pengiriman
bahan bakar gas.
Sementara,
Presiden Komisaris PT HPI Aulia Pohan menyampaikan bahwa pihaknya sengaja mengundang
investor asing masuk ke Indonesia. Adapun khusus untuk pembangunan pembangkit
listrik berkapasitas 4,8 Giga Watt dengan nilai investasi mencapai US$ 6,5.
Target pembangunan fisik sendiri diperkirakan pada 2021 mendatang.
“Kita akan
siapkan pra feasibility study (FS). Karena sejauh ini masih proses soal izin.
Jadi kita akan terlibat dalam tahapan FS (uji kelayakan investasi),” katanya.
Menanggapi
persetujuan Gubernur, CEO/Chairman HPC Paul Han Lee mengatakan keputusan mereka
untuk masuk ke Sumut, karena pengalaman pihaknya membangun pembangkit listrik
di negaranya. “Kami membutuhkan lahan untuk pembangunan pembangkit listrik.
Tetapi juga kami membutuhkan sumber daya manusia. Karena setahu kami, banyak
orang pintar di Indonesia berasal dari Sumut,” sebut Lee, yang mengatakan HPC
juga memiliki sumur gas di Rusia yang berusia sekitar 300 tahun dan siap
mensuplai energi untuk Sumu
Usai audiensi,
Gubernur pun melanjutkan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) dengan PT Hanlim Power Indonesia oleh Han
Lee setelah selesai Salat Jumat(Humas Pemprovsu/Rd)