Nias,DP News
Pulau Nias banyak
menyimpan objek dan atraksi budaya penunjang sektor parwisata.Menkumham Yasona
Laoly selaku Ketua Panitia Sai Nias 2019 mengatakan selancar di Pulau Nias
sangat bagus untuk dikembangkan dan
punya potensi untuk menjadi tempat selancar kelas dunia.
“Potensi Nias
untuk selancar sangat besar, jadi kita perlu sepakat dulu kalau selancar ini
yang utama akan kita kembangkan. Bali juga memulai promosi mereka dari selancar
dulu dan sekarang menjadi seperti sekarang ini.
Tetapi, sektor
lain juga tidak kita tinggalkan seperti Desa Budaya Bawomataluo yang sedang
kita usahakan untuk menjadi warisan budaya UNESCO seperti Danau Toba,” kata
Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Sail Nias 2019
berakhir pada tanggal 15 September setelah dimulai dari tanggal 3 September
dengan berbagai agenda seperti Festival Kopi Nusantara, voli pantai, lomba
memancing, festival layang-layang, 1000 tenda dan funbike dan festival budaya
Sekilas
informsi,Desa Bawomataluo berada di Kabupaten Nias Selatan dan berada di daerah
perbukitan. Ini menjelaskan mengapa suasananya terasa sejuk dan nyaman di atas
sana. Sebenarnya, Bawamataluo dinamai seperti lokasi yang berarti "Bukit
Matahari”.
Setelah sampai di
desa, wisatawan bisa melihat tangga batu dan beberapa rumah tradisional. Yang
unik adalah rumah-rumah ini memiliki bentuk dan ukuran yang sama. Pondasinya
terbuat dari kayu dan ruma-rumah ini memiliki ruangan yang terbuat dari daun
sagu.
Daya tarik
terbaik yang bisa dinikmati wisatawan di Desa Bawomataluo adalah Tari Fataele
(tarian perang). Beberapa penari pria berkumpul untuk melakukan gerakan tarian
yang unik, sebagai simbol keberanian lokal.
Pakaian mereka
bahkan terlihat begitu besar, menampilkan beberapa warna dan ornamen.
Orang-orang ini bahkan menggunakan tombak dan pedang sebagai atribut dansa
mereka! Jadi, selama pertunjukan, wisatawan dianjurkan untuk memotretnya karena
penduduk setempat mengizinkan mereka melakukannya. Satu-satunya pertimbangan
adalah bahwa mereka harus datang pada saat yang tepat saat tarian itu diadakan.
Tradisi unik
lainnya yang bisa ditonton pengunjung di tempat ini adalah Hombo Batu. Ini
adalah bagian dari desa dan telah dilakukan selama beberapa generasi. Anak
laki-laki berkumpul di suatu tempat dan bersiap untuk lulus ujian (lompat
batu).
Dikatakan tes
tersebut menentukan kematangan anak laki-laki, namun di masa lalu, aksi ini
dilakukan sebagai kualifikasi untuk bergabung dalam perang lokal. Sedangkan bagi
wisatawan, performa seperti itu pasti menyenangkan dan mendebarkan! Itu karena
ada risiko terluka di kalangan peserta sementara para peserta sangat berani.
Pesona lain dari
Desa Bawomataluo adalah kehadiran kursi kuno Raja Nias. Kursi ini terbuat dari
batu, memiliki panjang 10 meter! Biasanya, raja menggunakannya saat
menyampaikan pesan kepada bangsanya.
Selain dari
tempat duduk, pengunjung juga bisa menemukan patung-patung kuno, yang digunakan
untuk menyembah para dewa. Tak heran, penduduk setempat memeluk animisme saat
itu dan mereka menyembah beberapa patung yang mewakili dewa-dewa.
(PedomanWisata.Com/Humas Pemprovsu/Rd)