Gubernur Sumatera
Utara Edy Rahmayadi didampingi Sekdaprov Sumut menghairi Sosialisasi
Peningkatan Peran Serta Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam kerja sama
IMT-GT, di Aula Raja Inal Siregar Lantai 2 Kantor Gubernur Provinsi Sumatera
Utara Jalan Pangeran Diponegoro Medan, Jumat (4/10). (Foto Biro Humas dan
Keprotokolan Setdaprovsu : Veri Ardian)
Medan,DPP News
Indonesia-Malaysia-Thailand
Growth Triangle (IMT-GT) atau Segitiga Pertumbuhan Indonesia–Malaysia–Thailand
akan membuka peluang kerja sama yang saling menguntungkan semua pihak. Karena
itu, diminta kepada seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) Pemerintah
Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) dan kabupaten/kota untuk
menindaklanjutinya.
Hal itu
disampaikan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi pada acara Sosialisasi Peningkatan
Peran Provinsi Sumatera Utara Dalam Pelaksanaan Kerja Sama IMT-GT, di Aula Raja
Inal Siregar, Kantor Gubernur, Jalan Pengaran Diponegoro, Nomor 30, Medan,
Jumat (4/10).
Hadir di
antaranya Direktur Centre for Indonesia-Malaysia-Thailand Sub Regional
Cooperation-Growth Triangle (CIMT-GT) Firdaus Dahlan, Sekdaprov Sumut Sabrina,
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumut Sjahrian Harahap,
sejumlah pimpinan OPD Pemprov, perwakilan Pemkab/Pemko serta akademisi.
“Dengan adanya
kerja sama seperti ini, akan banyak yang bisa kita bangun. Jadi kalau ada di
Malaysia atau di Thailand, kenapa kita harus pergi ke yang lain. Begitu juga
dengan kita di sini, kalau ada di Sumut, untuk apa diambil dari luar,” ujar
Gubernur.
Untuk itu, lanjut
Gubernur, adanya IMT-GT ini menjadi potensi menyejahterakan masyarakat melalui
pembangunan bersama antara masing-masing negara. Sehingga perlu adanya tindak
lanjut nyata. “Seperti di Karo, penghasil sayuran. Ada di sana sayur kol, yang
diminati orang Malaysia. Jadi sudah dikontrak dia. Tetapi syaratnya harus
organik, tak boleh pakai pupuk dan pestisida kimia,” sebut Edy Rahmayadi.
Selain itu, Sumut
punya potensi pariwisata luar biasa seperti Danau Toba. Destinasi wisata kelas
dunia ini dapat dijadikan tujuan wisata bagi para pelancong dari Malaysia dan
Thailand. Karena itu, perlu disiapkan konsep yang membuat nyaman bagi wisatawan
tersebut.
Dengan begitu,
kata Edy, kerja sama yang sudah berjalan selama dapat dimaksimalkan lagi ke
depan. Khususnya kepada Kadin Sumut, yang merupakan sektor terdepan dalam
rangka membangun jaringan, yang dapat saling menguntungkan dengan segala
potensi yang dimiliki.
Sementara, dalam
paparan singkatnya, Direktur Centre for Indonesia-Malaysia-Thailand Sub
Regional Cooperation-Growth Triangle (CIMT-GT) Firdaus Dahlan menyebutkan,
sejak berdiri pada 1993 silam, kerja sama ketiganya telah dibangun. Hanya saja
belum begitu diperhatikan dengan baik.
Padahal katanya,
jika dilihat peta IMT-GT di Indonesia, ada 2-10 provinsi di dalamnya, Malaysia
ada 4-8 negara bagian dan Thailand ada 5-14 provinsi. Ditambah lagi jumlah
populasi penduduk jika di total ketiga negara yang daerahnya termasuk dalam
IMT-G, mencapai 8,3 juta jiwa, dengan peningkatan Produk Domestik Bruto US$
1,258 Miliar.
“Dalam beberapa
tahun terakhir, Sumut memang belum aktif. Apalagi kerja sama ini beda, karena
sejak 1993 didirikan, pengusaha lah yang punya peran. Pemerintah adalah sebagai
fasilitator. Makanya peran Kadin di sini penting,” kata Firdaus.
Selanjutnya
adalah peran pemerintah kabupaten/kota. Konsepnya juga harus realistis dan
dapat diterapkan. Karena intinya adalah bagaimana negara-negara ini bisa saling
meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Contohnya seperti kehadiran wisatawan yang
bisa dilakukan kerja sama.
“Kita juga sudah
ada koridor ekonomi yang akan menghubungkan antar daerah/negara bagian di
ketiga negara ini,” sebutnya, sembari mengatakan bahwa pihak pendonor
(funduing) Asian Development Bank (ADB) dan lainnya akan mengucurkan dana
bantuan untuk pembangunan beberapa sektor seperti pariwisata hingga pengelolaan
sampah.
Menanggapi itu,
Wakil Ketua Umum Kadin Sumut Sjahrian Harahap berharap pemerintah memberikan
dukungan kepada para pengusaha. Pihaknya juga telah berkomunikasi dengan
CIMT-GT dalam rangka mengefektifkan kembali kerja sama tiga negara.
“Banyak sudah
ketertinggalan, Sumut harus mangambil kesemaptan ini. Karenanya kami sudah
menyusun beberapa peluang ke depan berupa program kerja. Kami juga sudah bicara
dengan Pak Firdaus tentang ini. Kami mohon dukungan pemerintah. Agar setidaknya
kita punya sekretariat bersama,” kata Sjahrian.(Humas Pemprovsu/Rd)