Foto : Bakal Calon Gubernur Sumatera Utara Dr Drs Nikson Nababan (berkemeja hitam) , bersilaturahmi dengan Ketum SMSI Pusat Firdaus didampingi Sekjen M Nasir di Kantor SMSI Jalan Veteran II Jakpus,Rabu (19/6)/SMSI.
Jakarta,DP News
Bakal Calon Gubernur Sumatera Utara Dr Nikson Nababan MSi berkunjung ke Kantor Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) di Jalan Veteran II, Jakarta Pusat, Rabu (19/06).
Saat bertemu dengan Ketua SMSI Pusat Firdaus yang didampingi Sekretaris Jenderal M Nasir, Ketua SMSI Provinsi Sumatera Utara Erris J Napitupulu, serta pengurus lainnya, Nikson memaparkan, sebagai
bakal calon Gubernur Sumatera Utara punya jurus jitu untuk membangun Sumatera Utara (Sumut).
Berbicara tentang dunia politik, Nikson sebagai bakal calon gubsu di Pillkada 2024 ini, dirinya bersilaturahmi dengan mahasiswa untuk berdiskusi , demikian juga di lingkungan umat Islam,dan para Tuan Guru di Langkat, Siantar dan di Medan.
Banyak nasihat yang diberikan kepada dirinya, untuk melakukan jalan tegak lurus dan tetap menjalankan amalan yang sudah diberikan padanya
Dengan pengalaman 10 tahun menjadi Bupati Tapanuli Utara, Nikson yakin Sumut mampu menjadi provinsi yang maju jika pembangunan dimulai dari desa.
Sementara itu,Nikson kepada pengurus SMSI Pusat secara gamblang mengungkapkan untuk membangun Bandara Silangit butuh perjuangan yang besar bagi Bupati Tapanuli Utara kala itu.
Keberanian dan komitmen pun dia berikan agar Tapanuli Utara menjadi wilayah yang perekonomiannya maju dan sejahtera.
Salah satu bentuk komitmen bupati yang telah menjabat dua periode ini (2014 - 2019 dan 2019 – 2024) yakni membenahi infrastruktur transportasi udara. Tapanuli Utara memiliki Bandar Udara (bandara) Silangit yang telah dibangun sejak masa penjajahan Jepang.
Sejak tahun 1995 bandara ini telah dibangun kembali dengan menambah landasan pacu sepanjang 900 meter menjadi 1.400 meter. Di tahun 2005, bandara ini pun beroperasi yang diresmikan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pembangunan bandara tetap dilakukan dengan gencar hingga memiliki landasan pacu sepanjang 2.400 meter di tahun 2011.
Kendala tiba ketika di tahun 2015, Angkasa Pura (AP) II berniat mundur untuk mengelola Bandara Silangit. AP II mengaku merugi dan mewacanakan mengembalikan pengelolaan bandara ke Kementerian Perhubungan.
“Kalau AP II mundur dan diserahkan kepada Kementerian Perhubungan maka bandara ini akan menjadi bandara perintis bukan komersil. Jadi tidak berpikir bisnis dan tidak berpikir penumpang,” kata mantan Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan.
Nikson, yang saat itu sudah menjabat sebagai Bupati Tapanuli Utara pun menolak rencana AP II. Dengan jarak ke bandara di Medan sekitar 8 jam dari wilayahnya, sangat disayangkan jika Bandara Silangit harus mundur menjadi bandara perintis. Impian menjadikan Bandara Silangit menjadi pintu gerbang wisatawan domestik dan mancanegara ke Tapanuli serta memenuhi kebutuhan masyarakat dan perantau akan moda transportasi pun menjadi sulit.
Budi Karya Sumadi yang saat itu menjabat sebagai Direktur Utama AP II pun bernegosiasi dengan Nikson yang sempat berencana demo.
Melalui komunikasi intens antara Pemkab Taput, Kemenhub, AP II, dan sejumlah politisi Senayan disepakati AP II akan kembali mengembangkan Bandara Silangit, salah satunya dengan memperpanjang dan melebarkan landasan pacu menjadi 3.800 meter dan perbaikan terminal bandara. Perpanjangan landasan itu diperlukan agar pesawat berbadan lebar dapat mendarat di bandara ini.
Tak lama, Presiden Joko Widodo datang ke Taput bersama rombongan menteri. Presiden, meminta Nikson memberikan kajian terkait Bandara Silangit. “Presiden mengatakan, ingin membuat Bandara Silangit menjadi bandara internasional,” ucap dia.
Menyambut baik rencana presiden, nyatanya terdapat persoalan lain yang harus dihadapi. Nikson harus memangkas tebing jika ingin pesawat komersil mendarat dengan selamat di bandara itu.
Garuda Indonesia Airways bersedia membuka rute penerbangan Jakarta-Silangit, dengan syarat perataan tebing di ujung landasan yang harus segera dilakukan Pemkab Taput
Tak pikir panjang, Nikson pun menyanggupi persyaratan itu. Sejumlah alat berat diturunkan, bahkan Nikson juga meminjam ke pemerintah kabupaten sekitar.
“Rupanya perataan tebing itu tidak mudah, proses berjalan lambat,” ucap dia yang ditargetkan selesai meratakan tebing selama 14 hari.
Akhirnya, mereka meminta bantuan para pengusaha alat berat. “Siang malam mereka bekerja, sudah seperti pasar malam.”
Usai tuntas meratakan tebing tepat waktu, Garuda mengajukan syarat kembali. Pemkab Taput diminta menjamin ketersediaan kursi dengan lock seat.
“Alasannya mereka hanya sanggup membawa 75 persen penumpang, sebesar 25 persen harus kita bayar.”
Jika dihitung, kata Nikson, Pemkab Taput harus membayar Rp 300-700 juta per bulan.
“Dari mana uangnya, APBD tidak mencukupi,” kata Nikson.
Ia kemudian menghubungi bupati-bupati sekitar wilayahnya yang bakal mendapatkan imbas positif dari bandara ini. Diharapkan mereka mau bergotong royong membayar lock seat ini. “Ketika ditelepon mereka bilang mau membantu.”
Nyatanya, lanjut Nikson, sesaat ketika hendak melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan Garuda, Pemkab sekitar tidak berani mengambil resiko dan tidak jadi membantu. Mereka khawatir tidak mendapat persetujuan DPRD dan menguras keuangan daerah.
“Hampir gagal lagi, akhirnya saya memutuskan untuk menandatangani sendiri nota kesepahaman itu.”
Nikson mengaku tidak berpikir panjang lagi. Terpenting baginya, maskapai-maskapai dapat mendarat dengan baik dan selamat di Bandara Silangit.
Dia pun mengajukan permohonan izin prinsip ke DPRD Taput untuk mendahulukan anggaran sebelum ditampung pada anggaran daerah.
“Sebagai seorang pemimpin, kita memang harus memiliki keberanian dalam memutuskan,” ujar dia menyikapi aksinya saat itu. Pada 22 Maret 2016, pesawat Garuda pun mendarat di Bandara Silangit.
Maskapai rute Jakarta-Silangit itu pun kerap ramai diisi penumpang. Progress penumpang dari dan ke Bandara Silangit mencapai rata-rata 100 persen setiap tahunnya.
Pada 2017, Bandara Silangit diresmikan sebagai bandara internasional untuk mendukung program Kawasan Strategis Pariwisata Nasional. Pemkab Taput pun berhasil menerima pendapatan dari Bandara Silangit, di antaranya dari kontribusi tetap pemakaian tanah serta penerimaan dari sektor pajak parkiran dan sektor kebersihan.
Pada April 2024, masa jabatan Nikson Nababan sebagai Bupati Tapanuli Utara akan berakhir. Dia pun menyampaikan peluangnya menjadi calon Gubernur Sumatera Utara di podcast. Nikson, juga menyampaikan pencapaian-pencapaian yang diraih selama kepemimpinannya dalam bidang kesehatan dan pendidikan.Rel SMSI/Redaksi