Ketua Tim Infokom BBPOM Medan Yanti Agustini Harahap memaparkan bahwa Program Desa Pangan Aman bertujuan membentuk kemandirian dalam mewujudkan Keamanan Pangan hingga tingkat perseorangan, meningkatkan partisipasi aktif masyarakat untuk mewujudkan Pangan yang aman dan bermutu, meningkatkan daya saing produk Pangan lokal Desa yang aman dan bermutu.
Pada Tahun 2024, Penunjukan Desa Pangan Aman di Kabupaten Samosir yaitu Desa Hariara Pohan dan Kecamatan Harian.Sedangkan untuk Pasar Pangan Aman Berbasis Komunitas yang mendapat perlakuan intervensi keamanan pangan adalah Pasar Tradisional Pangururan, dan untuk sekolah yang diintervensi program Pangan Jajanan Anak Sekolah Aman (PJAS) adalah SMP Budi Mulia Pangururan, SD Swasta. Santo Mikhael Pangururan, SMK Negeri 1 Simanindo, SD Negeri 1 Pardomuan I, SMAN 1 Pangururan, dan SMPN 1 Pangururan.
Sebagai tahapan akhir Program Intervensi Keamanan Pangan di Kabupaten Samosir Tahun 2024, melalui Pangan Jajanan Anak Sekolah Aman, Desa Pangan Aman dan Pasar Aman dari Bahan Berbahaya, Balai Besar POM Medan melaksanakan pertemuan Lintas Sektor yang digelar di Ruang Lobby Kantor Bupati Samosir, Rabu (20/11).
Dalam pertemuan ini tiga agenda yang dilaksanakan diantaranya, penyampaian hasil Monitoring dan Evaluasi Program Intervensi Keamanan Pangan di Kabupaten Samosir, Penyusunan Program Keamanan Pangan Desa bagi Desa Intervensi Tahun 2025 dan Penyerahan Sertifikat bagi Desa, Pasar dan Sekolah yang diintervensi pada Tahun 2025.
Asisten III Arnod Sitorus, S.Psi berharap, BBPOM Medan dapat terus bersinergi dan berkoordinasi dengan perangkat daerah di Kabupaten Samosir untuk tetap melakukan monitoring, skrining terhadap keamanan pangan dari kandungan zat-zat kimia yang berbahaya.
Termasuk tempat jajanan yang ada di sekolah-sekolah perlu dilakukan skrining yang terjadwal, agar para siswa generasi penerus dapat terhindar dari jajanan yang mengandung zat-zat kimia berbahaya.
Yanti menjelaskan, selama melakukan kegiatan intervensi di Kabupaten Samosir, BBPOM Medan telah melakukan berbagai kegiatan diantaranya, Bimbingan Teknis Kader Keamanan Pangan Desa, Petugas Pengelola Pasar untuk meningkatkan kemampuan petugas dalam mengawasi keamanan pangan melalui pengambilan contoh (sampling) dan pengujian bahan berbahaya dalam pangan dengan menggunakan test kit/alat uji cepat kimia.
"Pencemaran tertinggi yang terdapat pada PJAS berasal dari mikroba. Pencemaran ini terjadi karena kondisi bahan baku yang kurang baik dan proses pengolahan yang tidak higienis. Selain itu, adanya bahan tambah pangan, seperti pemanis buatan dan pengawet dengan dosis berlebih juga menjadi penyebab lain tidak amannya PJAS", terangnya.
"Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak buruk PJAS tidak aman, yaitu dengan dibukanya kantin aman di sekolah. Dengan adanya kantin aman maka seluruh proses pengolahan, dari penyiapan bahan hingga pemasakannya dapat dikontrol oleh pihak sekolah", kata Yanti.Pangihutan/Redaksi