Madiun,DP News
Stasiun Geofisika Nganjuk memprediksi
gempa bumi sporadis yang terjadi di wilayah Madiun akan terjadi hingga beberapa
hari ke depan. Namun masyarakat diimbau tidak panik.
"Gempa secara sporadis ini namanya gempa swarm, biasanya terjadi dalam beberapa hari bisa tiga hari atau bahkan sepekan. Dengan kekuatan gempa rata-rata di bawah 5," kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG, Nganjuk Muhammad Chudori saat dihubungi detikcom, Sabtu (3/8).
"Gempa secara sporadis ini namanya gempa swarm, biasanya terjadi dalam beberapa hari bisa tiga hari atau bahkan sepekan. Dengan kekuatan gempa rata-rata di bawah 5," kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG, Nganjuk Muhammad Chudori saat dihubungi detikcom, Sabtu (3/8).
Gempa dengan tipe swarm ini sebelumnya
sudah pernah terjadi di Madiun tahun 2015 dan 2016. Kala itu intensitas
kegempaan mirip dengan yang terjadi pada hari ini. Rentetan gempa terjadi akibat
aktivitas sesar Kendeng.
"Gempa bumi swarm yang terjadi secara sporadis di Madiun rata-rata memiliki kekuatan di bawah 5 M. Untuk masyarakat kami imbau tidak panik," ujarnya.
"Gempa bumi swarm yang terjadi secara sporadis di Madiun rata-rata memiliki kekuatan di bawah 5 M. Untuk masyarakat kami imbau tidak panik," ujarnya.
Dia menjelaskan sesuai dengan buku
penelitian Pusat Studi Gempa Nasional 2017 oleh para pakar gempa, sepanjang jalur
patahan Kendeng mulai Bojonegoro membujur ke utara Madiun, Nganjuk, hingga
Surabaya memiliki potensi gempa sampai dengan skala enam.
Sebelumnya,rentenan gempa berskala kecil terjadi hingga 19 kali di wilayah Kabupaten Madiun dan sekitarnya selama kurun waktu 5 jam terakhir. Skala gempa Madiun mulai dari 2,5 hingga 3.4 Magnitudo.
Dari data BMKG, gempa pertama terjadi pada pukul 05.56 WIB dengan kekuatan 2,8 Magnitudo. Pusat gempa berada di 8 KM barat daya Kabupaten Madiun dengan kedalaman 5 KM.
Sedangkan gempa terbesar terjadi pukul 09.42 WIB dengan kekuatan gempa 3,4 Magnitudo. Sementara itu gempa ke-19 terjadi pukul 10.07 WIB dengan kekuatan getaran 2,9 Magnitudo. Belasan kali gempa tersebut terjadi di darat di wilayah Kabupaten Madiun.
"Dari pukul 05.56 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya peningkatan aktivitas kegempaan di wilayah Madiun dan sekitarnya. Hingga pukul 10.07 WIB telah terjadi 19 kejadian gempa bumi yang terekam oleh sensor," kata Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Yogyakarta, Agus Riyanto melalui rilis resminya, Sabtu (3/8).
Sebelumnya,rentenan gempa berskala kecil terjadi hingga 19 kali di wilayah Kabupaten Madiun dan sekitarnya selama kurun waktu 5 jam terakhir. Skala gempa Madiun mulai dari 2,5 hingga 3.4 Magnitudo.
Dari data BMKG, gempa pertama terjadi pada pukul 05.56 WIB dengan kekuatan 2,8 Magnitudo. Pusat gempa berada di 8 KM barat daya Kabupaten Madiun dengan kedalaman 5 KM.
Sedangkan gempa terbesar terjadi pukul 09.42 WIB dengan kekuatan gempa 3,4 Magnitudo. Sementara itu gempa ke-19 terjadi pukul 10.07 WIB dengan kekuatan getaran 2,9 Magnitudo. Belasan kali gempa tersebut terjadi di darat di wilayah Kabupaten Madiun.
"Dari pukul 05.56 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya peningkatan aktivitas kegempaan di wilayah Madiun dan sekitarnya. Hingga pukul 10.07 WIB telah terjadi 19 kejadian gempa bumi yang terekam oleh sensor," kata Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Yogyakarta, Agus Riyanto melalui rilis resminya, Sabtu (3/8).
Sementara Kepala Stasiun Geofisika
Nganjuk, Chudori mengatakan rentetan aktivitas kegempaan berskala kecil
tersebut disebut gempa swarm. Jenis gempa bumi swarm biasanya akan berlangsung
selama beberapa hari.
"Gempa swarm itu dulu pernah terjadi pada 2015 dan 2016. Kalau waktu itu terjadi karena adanya aktivitas Sesar Kendeng, karena memang dulu itu Gunung Pandan adalah gunung berapi magma," ujarnya.
Aktivitas gempa bumi tektonik secara sporadis tersebut membujur dari Ponorogo ke arah timur laut Madiun. Kekuatan gempa swarm rata-rata berada di bawah 5 SR, namun aktivitas kegempaan biasanya berlangsung selama beberapa hari.
"ini kemungkinan pergerakan Sesar Kendeng atau gunung api di bawahnya. Biasanya kecil-kecil, kadang-kadang bisa sampai 6 hari, terkadang 3 hari sudah selesai," jelasnya.
(detikcom/Rd)
"Gempa swarm itu dulu pernah terjadi pada 2015 dan 2016. Kalau waktu itu terjadi karena adanya aktivitas Sesar Kendeng, karena memang dulu itu Gunung Pandan adalah gunung berapi magma," ujarnya.
Aktivitas gempa bumi tektonik secara sporadis tersebut membujur dari Ponorogo ke arah timur laut Madiun. Kekuatan gempa swarm rata-rata berada di bawah 5 SR, namun aktivitas kegempaan biasanya berlangsung selama beberapa hari.
"ini kemungkinan pergerakan Sesar Kendeng atau gunung api di bawahnya. Biasanya kecil-kecil, kadang-kadang bisa sampai 6 hari, terkadang 3 hari sudah selesai," jelasnya.
(detikcom/Rd)