Wagub Sumut Musa
Rajekshah menyambut kepulangan Kontingen Sumut yang berlaga di World Scholar's
Cup Manila Global Round 2019 di Bandara Internasional Kualanamu, Deliserdang,
Kamis (12/9) malam. (Foto : Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprovsu / Imam
Syahputra)
Deliserdang,DP
News
Sebanyak 18 siswa
dan siswi Chandra Kumala School Deliserdang, Sumatera Utara (Sumut) berhasil
menorehkan prestasi dan mengharumkan Sumut serta bangsa Indonesia di ajang
World Scholars Cup (WSC) Manila Global Round 2019 yang berlangsung 6 sampai 11
September 2019. Sebanyak 4 emas dan 25 perak berhasil diboyong pada event
bertaraf internasional yang diikuti oleh 1.400-an peserta dari 28 negara.
World Scholars
Cup merupakan kompetisi yang diikuti para pelajar dari seluruh dunia. Tujuannya
untuk menciptakan kompetisi yang berbeda dari yang sudah ada. Kategori yang
dilombakan diambil dari berbagai bidang seperti sains, sastra, sejarah, studi
sosial, seni dan musik.
Wakil Gubernur
(Wagub) Sumut Musa Rajekshah bangga dan mengapresiasi prestasi para siswa
dengan menyambut langsung kepulangan 18 siswa/siswi tersebut di Bandar Udara
Internasional Kualanamu, Deliserdang, Kamis (12/9) malam.
“Kita sangat
mensupport (mendukung) karena prestasi ini membawa nama provinsi Sumut, bahkan
Indonesia, karena ini event dunia. Kita harapkan ini jadi motivasi bagi
anak-anak lain, menjadikan semangat supaya ke depan banyak anak-anak Sumut
mempunyai prestasi di tingkat internasional,” ucap Wagub Musa Rajekshah.
Musa Rajekshah
juga mengharapkan pada tahapan selanjutnya WSC yang akan berlangsung Yale
University Amerika Serikat pada November 2019 mendatang, para siswa yang masuk
babak final juga akan dapat menorehkan prestasi dengan membawa pulang emas.
“Mudah-mudahan
dengan event ini, yang tiap tahun dilaksanakan dan tidak semua anak bisa
mengikuti even ini dan finalnya nanti di Amerika juga dapat mengharumkan nama
Sumut. Kita harapkan emas pastinya,” pinta Musa Rajekshah.
Turut hadir
menemani Wagub Sumut Musa Rajekshah, Wakil Ketua TP PKK Sri Ayu Mihari, guru
pendamping siswa di WSP Diyah Purworini, serta orang tua murid.
Guru pendamping
siswa Diyah Purworini menerangkan, untuk tahun ini ia berangkat bersama 18
orang siswa, yang terbagi 5 tim junior dan satu tim senior. Tim junior yakni
yang berusia 14 tahun dan senior berumur 15 sampai 18 tahun. Dari hasil 29
mendali yang diperoleh, satu tim di antaranya yakni tim senior berhasil masuk
kebabak final yang akan berlangsung di Amerika Serikat.
“Kompetisi ini
masih terus berjenjang dari ke enam tim yang kali ini bersama saya ke Manila,
satu tim senior mereka memenuhi kualifikasi untuk melanjutkan ke level yang
tertinggi yaitu, Tournament of Champions yang akan diselenggarakan di Yale
University USA,” katanya.
Diketahui
Universitas Yale adalah sebuah universitas swasta di New Haven, Connecticut.
Didirikan pada 1701 sebagai Collegiate School, Yale adalah institusi pendidikan
tinggi ketiga tertua di Amerika Serikat. Menurut Diyah, Yale University USA
selalu jadi lokasi pelaksanaan dari kompetisi tertinggi level WSC ini. Evennya
akan dilaksanakan pada tanggal 13-16 November 2019.
Diterangkan Diyah
Purworini, pada event WSC Manila Global Round ini, total pesertanya adalah
2.250 anak dari 28 negara. Tim senior yang berhasil meraih tiket final di
Amerika Serikat ditingkat uji WSC Manila Global Round yakni diperingkat 125.
Sementara WSC
Manila Global Round ini siswa dari berbagai negara akan mengikuti 4 macam
kompetisi yakni, Scholar’s Challenge, Writing Chalenge, Debatte, dan Scholar’s
Ball. “Begini di setiap kompetisi anak-anak itu, mereka akan mengikuti 4 macam
kompetisi yang di sebut Scholar’s Challenge itu adalah menguji mereka pada
pengetahuan umum dunia pada pastinya. Kemudian Debatte mereka harus debat
dengan peserta lain secara pertim. Kemudian mereka juga mengerjakan Writing
Chalenge yakni membuat karangan dengan bahasa Inggris yang ceritanya harus
terpadu antara masing-masing regu. Dan yang terakhir yakni kompetisi Scholar’s
Ball, siswa menjawab kuis di layar dengan total perolehan nilai harus 50%
teratas dari peserta di satu level kompetisi,” jelas Diyah Purworini.
Para siswa yang
meraih emas tersebut yakni Bramasto Praman Prasojo meraih satu emas dari tim
senior, selanjutnya Fakhira Nailashah meraih satu emas dari tim senior dan Joicy
Tania memperoleh dua emas dari devisi junior.
Bramastyo sendiri
yang dimintai keterangan menyatakan tingkat kesulitan pada ajang kompetisi WSC
Manila Global Round yakni pada fase Debatte. Menurutnya peserta dari negara
lain sangat menguasai materi dan panggung kompetisi.
“Kalau ku bilang
paling susah yakni pada kategori Debatte. Di kategori Debatte ini mereka sudah
sangat profesional gitu,” ucapnya.
Sementara Fakhira
bercerita, bahwa ia dan tim dapat mengungguli tim negara lain pada materi
social study pada kategori Scholar’s Challenge. “Pada materi social study kita
dapat mengungguli mereka yakni pada kategori Scholar’s Challenge. Dan yang
sangat menyenangkan yaitu pada materi Scholar’s Ball,” kata Fakhira yang
berangkat ke Manila bersama adiknya Musanif Shah (Harley).
Fakhira dan
Harley merupakan anak ke-3 dan ke-4 dari Wagub Sumut Musa Rajekshah. Fakhira
berhasil mendapat medali emas dalam pelajaran social studies individu,
sedangkan adiknya Harley berhasil memboyong medali perak untuk Da Vinci Award.
Menurut mereka
siswa dari negara Dubai School dan tuan rumah Philipine School yang menjadi
pesaing utama mereka.(Humas Pemprovsu/Rd)