Jakarta,DP News
Driver ojek online (ojol) diperbolehkan kembali membawa penumpang di fase new normal. Syaratnya, mereka harus memenuhi standar protokol kesehatan yang telah ditentukan, salah satunya adalah menggunakan perangkat partisi (penyekat) yang dipasang di bagian punggung driver.
Penggunaan partisi di kalangan driver ojol ini pun mendatangkan banyak cerita menarik, salah satunya seperti diungkapkan mitra pengemudi GrabBike dari kota gudeg, Yogyakarta, Adhitya Saputra.
Dengan menggunakan perangkat partisi ojol itu, Adhitya sering dibilang mirip tokoh pewayangan, Gatotkaca. "Kowe iki koyo Gatotkaca (kamu ini seperti Gatotkaca)," kata Adhitya, dalam keterangan resminya, Rabu (10/6).
Adhitya menjelaskan, selama seminggu pertama memakai perangkat itu, dirinya jadi pusat perhatian di jalanan. "Saya termasuk salah satu mitra GrabBike di Kota Yogyakarta, yang mendapatkan alat pelindung itu pertama kali. Alat ini dipakai untuk perlindungan saya dari wabah tak terlihat yang bisa saja saya dapatkan di jalanan," terangnya.
Tak hanya meningkatkan perlindungan kesehatan, Adhitya mengklaim partisi itu membuatnya nyaman dalam membuka komunikasi dengan penumpangnya.
"Penumpang yang saya bawa malah sering buka obrolan. Kadang obrolan basa-basi, kadang juga malah tanya-tanya fungsi ini-itunya. Saya senang-senang saja menjawabnya. Dulu sebelum pakai ini, beberapa penumpang seringnya jaga jarak pas di motor. Sekarang mereka merasa lebih aman kalau ngobrol sama saya," ujarnya lagi.
Soal keamanan, Adhitya mengaku, perangkat yang dinamakan GrabBike Protect ini bisa menjadi semacam pengingat untuk menjaga kecepatan aman saat bawa penumpang. "Bentuknya memang aerodinamis, sehingga tetap aman untuk digunakan pada kecepatan normal sekitar 60-90 km/jam," tambahnya.
"Terlebih lagi, saya juga selalu siap masker tambahan, hand sanitizer, dan lap. Mau ada yang naik, saya semprot tangannya. Pas dia turun, motor yang saya semprot, begitu juga dengan pelindungnya. Jadi, aman untuk penumpang berikutnya. Pandemi tidak menghentikan saya untuk terus usaha. Tetap bekerja dan melayani dengan sepenuh hati," jelasnya.
Sebagai informasi, persiapan new normal di Yogyakarta sedikit berbeda dari kota-kota besar lain di Indonesia. Yogyakarta tidak menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) saat pandemi COVID-19. Hanya Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM). Ojek online masih diperkenankan mengangkut penumpang dan beroperasi di jalan.(Rd/detik.com)
Driver ojek online (ojol) diperbolehkan kembali membawa penumpang di fase new normal. Syaratnya, mereka harus memenuhi standar protokol kesehatan yang telah ditentukan, salah satunya adalah menggunakan perangkat partisi (penyekat) yang dipasang di bagian punggung driver.
Penggunaan partisi di kalangan driver ojol ini pun mendatangkan banyak cerita menarik, salah satunya seperti diungkapkan mitra pengemudi GrabBike dari kota gudeg, Yogyakarta, Adhitya Saputra.
Dengan menggunakan perangkat partisi ojol itu, Adhitya sering dibilang mirip tokoh pewayangan, Gatotkaca. "Kowe iki koyo Gatotkaca (kamu ini seperti Gatotkaca)," kata Adhitya, dalam keterangan resminya, Rabu (10/6).
Adhitya menjelaskan, selama seminggu pertama memakai perangkat itu, dirinya jadi pusat perhatian di jalanan. "Saya termasuk salah satu mitra GrabBike di Kota Yogyakarta, yang mendapatkan alat pelindung itu pertama kali. Alat ini dipakai untuk perlindungan saya dari wabah tak terlihat yang bisa saja saya dapatkan di jalanan," terangnya.
Tak hanya meningkatkan perlindungan kesehatan, Adhitya mengklaim partisi itu membuatnya nyaman dalam membuka komunikasi dengan penumpangnya.
"Penumpang yang saya bawa malah sering buka obrolan. Kadang obrolan basa-basi, kadang juga malah tanya-tanya fungsi ini-itunya. Saya senang-senang saja menjawabnya. Dulu sebelum pakai ini, beberapa penumpang seringnya jaga jarak pas di motor. Sekarang mereka merasa lebih aman kalau ngobrol sama saya," ujarnya lagi.
Soal keamanan, Adhitya mengaku, perangkat yang dinamakan GrabBike Protect ini bisa menjadi semacam pengingat untuk menjaga kecepatan aman saat bawa penumpang. "Bentuknya memang aerodinamis, sehingga tetap aman untuk digunakan pada kecepatan normal sekitar 60-90 km/jam," tambahnya.
"Terlebih lagi, saya juga selalu siap masker tambahan, hand sanitizer, dan lap. Mau ada yang naik, saya semprot tangannya. Pas dia turun, motor yang saya semprot, begitu juga dengan pelindungnya. Jadi, aman untuk penumpang berikutnya. Pandemi tidak menghentikan saya untuk terus usaha. Tetap bekerja dan melayani dengan sepenuh hati," jelasnya.
Sebagai informasi, persiapan new normal di Yogyakarta sedikit berbeda dari kota-kota besar lain di Indonesia. Yogyakarta tidak menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) saat pandemi COVID-19. Hanya Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM). Ojek online masih diperkenankan mengangkut penumpang dan beroperasi di jalan.(Rd/detik.com)