.jpeg) |
| Foto: Menara PDAM Tirtanadi Medan |
Pelanggan air minum PDAM Tirtanadi keluhkan kutipan biaya sambungan pipa ke rumahnya padahal setiap tahunnya,Pemko Medan anggarkan pipa distribusi. Namun persoalan yang dihadapi adalah masyarakat diminta biaya sambung lagi oleh PDAM Tirtanadi padahal pipa distribusi itu diperuntukkan membantu masyarakat kalangan bawah.
Walikota Medan Bobby Nasution pun menyoal kutipan uang sambung tersebut.Kasihan para pelanggan kelas bawah tersebut jika harus dikutip biaya sambungnya lagi.Tiap tahun pipa distribusi dianggarkan namun biaya samung pipa masih dikutip.
Salah satu konsep yang ditawarkan agar Pemko Medan dapat masuk menjadi pemegang saham di Perusahaan Daerah Air Minum (PADM) Tirtanadi tersebut sebab, 80% konsumen PDAM Tirtanadi merupakan warga Kota Medan.
" Jika Kota Medan bisa menjadi salah satu pemegang saham di PDAM Tirtanadi, tentunya akan lebih fleksibel dan mudah bagi masyarakat untuk mendapatkan air bersih"ujarnya.
Keluhan warga ini pun disampaikan para Anggota DPR Sumut asal Dapil Medan yang dipimpin Ketua Dapil I DPRD Sumut Muhammad Aulia Rizki Agsa dan Ketua Dapil II DPRD Sumut Benny Harianto Sihotang.
Sementara itu,sejumlah orang yang pernah mengurus memasukkan air ke rumahnya,Sabtu(25/6) mengaku bayar antara hampir Rp 2 juta termasuk kelengkapan berkas permohonan.
Keluhan lain saat ini, air PDAM terkadang keruh dan tidak bisa diminum juga di beberapa kawasan bisa airnya cuma menetes misalnya di kawasan Padang bulan dan Helvetia. (rd)
.jpeg)
