![]() |
Foto: Kantor Bupati Asahan/Dok |
Saat ini, Asahan masih beradaptasi di kisaran angka pravalensiita stunting 18,9 Persen dan diharapkan angka pravelensi stunting di Kabupaten Asahan dapat ditekan menjadi 15,5 %.
Untuk menekan angka stunting hingga 15,5 persen Pemiab Asahan bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumatera Utara melaksanakan kegiatan Koordinasi dan Konsolidasi Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kabupaten Asahan,Rabu (19/10).
Kegiatan ini dilaksanakan untuk melakukan evaluasi pelaksanaan konvergensi masing-masing instansi dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Asahan.
Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara Yusrizal Batubara, S.Sos berharap pada akhir Tahun 2022 Kabupaten Asahan dapat mempersiapkan laporan semester II pada percepatan penurunan stunting di Kabupaten Asahan.
Menurut Yusrizal, Kabupaten Asahan telah melakukan aksi kepada masyarakat Kabupaten Asahan dalam percepatan penurunan stunting, kita tinggal menunggu hasil dari Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022.
Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Drs. Muhilli Lubis mengatakan kita ketahui bersama stunting adalah kondisi gagal tumbuh dan kembang pada anak akibat kekurangan asupan gizi dalam waktu yang cukup lama. dampak jangka pendek stunting adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik serta gangguan metabolisme..
Stunting juga merupakan ancaman utama dalam mewujudkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas, khususnya di Kabupaten Asahan”, ungkap Muhilli.
“Dengan dilaksanakannya konsolidasi dan koordinasi percepatan penurunan stunting, saya menyambut baik selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Asahan, yang mana ini merupakan wujud kita dalam mendukung visi misi Pemerintah Kabupaten Asahan yaitu Asahan Sehat,” ujar Muhilli.