Notification

×

Iklan

Iklan




Serangan Ulat Bulu Merupakan Siklus Alam Tapi Bisa Timbulkan Kulit Gatal...

, 03 April 2023

 

Foto: Salah Seorang Warga Tunjukkan Ulat Bulu Yang Menyerang Pemukiman Warga Desa Sei Nangka/Ridho
Asahan, DP News

Fenomena ulat bulu serang pemukiman masyarakat di Desa Sei Nangka,Kecamatan Sei Kepayang Barat,Asahan merupakan bagian siklus alam karena curah hujan rendah, sehingga mengakibatkan berkurangnya pertumbuhan parasit sebagai musuh alami ulat bulu. 


Hal itu dikatakan Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Asahan drh.Yusnani, saat dimintai tanggapannya mengenai fenomena ulat bulu,Senin(3/4). 


Dituturkannya,sewaktu duduk dibangku perguruan tinggi, fenomena ini terjadi setiap tahun, dengan menyerang pohon di sekitar kampus.Bahkan ulat bulu bisa sajabmemasuki ruangan belajar, dan bila berjalan melintasi pohon terpaksa menggunakan payung. 


"Ini biasa terjadi dan setiap tahun pada penghujung musim hujan," jelas Yusnani.


Beberapa referensi artikel di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) , kata Yusnani, adanya lonjakan jumlah ulat di penghujung musim penghujan karena curah hujan tidak terlalu tinggi, sehingga musuh alaminya yaitu parasit tidak muncul.


"Fenomena ini merupakan hal yang biasa, karena ulat bulu selalu ada, namun di saat keseimbangan tidak terjaga, timbul lonjakan ulat bulu, seperti saat penghujung musim hujan, parasit sedikit muncul, maka pertumbuhan ulat bulu melonjak," jelas Yusnani.


Ditanya apakah fenomena berdampak buruk ke masyarakat, Yusnani menuturkan tidak terlalu bahaya, hanya saja akan terserang penyakit kulit atau gatal-gatal.


"Karena saat bersentuhan dengan kulit manusia, bulu ulat masuk ke jaringan pori-pori kulit yang mengakibatkan terjadi gatal-gatal pada kulit" jelas Yusnani. 


Sementara di lain tempat, BPD Desa Sei Nangka Alkhusairi Sitorus, menuturkan bahwa serangan ulat bulu terjadi pada pekan lalu dan menyerang sekitar 200 KK di Dusun III dan IV.Ridho/Redaksi


| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |