Foto: Sosialisasi Pencegahan Rabies di SDN |
Samosir,DP News
Selama periode Januari -April ,tercatat 18 kasus rabies yang spesimen dikirimkan untuk diperiksa di Balai Veteriner Medan dan hasilnya ada 10 yang positif.
Untuk itu Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Samosir gencar sosialisasikan pencegahan rabies dengan sasaran sekolah-sekolah di SDN 8 Sianting-anting dan SDN 28 Parlondut,Kecamatan Pangururan,Senin (29/4).
Plt.Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Dr Tumiur Gultom, SP.,MP mengatakan sosialisasi tentang penyakit rabies memaparkan ciri-ciri hewan penularnya, bagaimana cara dan penanganannya, serta langkah apa yang dilakukan jika terjadi gigitan hewan penular rabies.Sekaligus mengajak siswa menjadi informan terkait rabies.
Sementaraitu,drh Megawati Aritonang menjelaskan kepada para siswa apa itu penyakit Rabies, apa saja hewan-hewan penular rabies (HPR), langkah langkah pencegahan dan penanganan jika terjadi kasus gigitan HPR.
Megawati menyampaikan, Rabies dikenal juga dengan penyakit anjing gila. Rabies merupakan penyakit infeksi pada sistem syaraf pusat (otak) yang disebabkan _Rabdovirus_. Penyakit ini dapat ditularkan melalui gigitan hewan yang terkena rabies, diantaranya adalah anjing, kucing, dan kera.
Jika terjadi gigitan HPR, Megawati menghimbau agar segera mencuci luka gigitan dengan menggunakan sabun batang dengan air mengalir selama 10-15 menit kemudian berikan antiseptik dan kemudian melaporkan Puskesmas terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut sesuai SOP.
"Penyakit rabies dapat menjadi penyakit yang sangat fatal dan dapat menyebabkan kematian apabila tidak mendapatkan penanganan sedini mungkin,"kata drh. Megawati Aritonang.