![]() |
| Anggota DPRD Medan Antonius Devolis Tumanggor |
Anggota DPRD Medan Antonius Tumanggor mengatakan belajar dari banjir yang melanda Kota Medan akhir akhir ini maka sewajarnya Pemko Medan merencanakan pengadaan perahu karet di tingkat kelurahan dan kecamatan sebagai bantuan awal bagi warga terkena banjir.
Antonius mengatakan, banjir yang melanda wilayah Medan Barat, Medan Helvetia, Medan Baru, dan sebagian Medan Petisah dalam dapilnya menjadi bukti bahwa pemerintah harus bergerak lebih serius. Dua kecamatan yang dinilai paling rawan adalah Medan Barat dan Medan Helvetia.
“Saya sangat sedih melihat kejadian ini. Banjir kali ini merenggut korban jiwa, banyak warga mengungsi, dan rumah mereka terendam tanpa sempat menyelamatkan perabotan maupun kendaraan,” ujarnya dengan nada prihatin, Senin (1/12).
Derasnya arus dan lambatnya bantuan evakuasi membuat banyak warga nekat menerobos banjir demi menyelamatkan diri.
“Ada warga yang terhanyut, bahkan dikabarkan masuk ke gorong-gorong. Keterlambatan bantuan ini sangat berbahaya,” tegasnya.
Menurutnya, saat peristiwa banjir terjadi, banyak warga menghubunginya meminta bantuan perahu karet, makanan, hingga obat-obatan, namun upaya bantuan terhambat karena akses jalan sudah dikepung banjir.
“Bayangkan, ketinggian air mencapai dada orang dewasa. Beberapa kawasan di Medan Barat seperti Kelurahan Karya Sei Agul, Karang Berombak, Brayan, Silalas, bahkan sebagian Kesawan adalah titik yang paling parah,” jelasnya.
Antonius juga mengingatkan bahwa Kecamatan Medan Barat merupakan titik nol Kota Medan, sehingga secara geografis harus mendapatkan perhatian lebih dalam mitigasi banjir.
Sebagai langkah konkret, Antonius mengusulkan agar Pemko Medan dapat mendata daerah rawan banjir dan menyediakan dua perahu karet di setiap kelurahan agar ketika banjir proses evakuasi dapat dilakukan lebih cepat dan mengurangi jatuhnya korban.
Menurutnya,banjir kemarin adalah peringatan keras. Ini tidak boleh dianggap sepele. Pemerintah harus siap dengan segala perlengkapannya ketika banjir terjadi.
“Ini tentang keselamatan warga. Jangan menunggu sampai ada korban jiwa lagi baru kita bergerak,” tutupnya.Rumapea/Redaksi
