Medan,DP
News
Adu klaim
dukungan antara kubu Musa Rajekhshah (Ijeck)
dan Yasyir Ridho Lubis muncul jelang Musda Golkar Sumut ulang.
Saling klaim ini dinilai mencuat karena adanya komunikasi yang tersumbat antara
kedua kubu.
Kubu Ijeck
awalnya menunjukkan surat diskresi dari DPP Golkar untuk Wagub Sumut ini bisa
menjadi calon Ketua Golkar Sumut. Beberapa hari berselang, giliran kubu Ridho
yang pamer dukungan dari 27 pengurus Golkar di Kabupaten/Kota.
Akademisi
Departemen Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (USU), Fernanda Putra Adela,
menilai ada masalah komunikasi antara kubu Ijeck dan kubu Ridho. Dia menilai
tersumbatnya komunikasi inilah yang memunculkan saling klaim dukungan antara
kubu Ijeck dan Ridho.
"Sebenarnyakan
Golkar ini yang begitu-begitu sudah selesai dan Golkar ini punya kader melimpah
dan jeli melihat situasi politik. Ini kan soal komunikasi yang tersumbat saja
jika ada klaim-klaim di dua kandidat," kata Fernanda, Rabu (15/7).
Fernanda menilai
kubu Ijeck dan Ridho harus membuat tawar menawar jelang Musda agar tidak ada
gugatan yang muncul lagi usai Musda Golkar Sumut diulang. Dia menilai harus ada
kesepakatan soal posisi struktural di Golkar Sumut agar hasil Musda ulang ini
tak lagi dipermasalahkan.
"Kalau
saya sih lebih melihat bagaimana Yasyir Ridho dan Musa Rajekhshah ini
mengkomunikasikan dengan intenslah. Saya pikir dengan bargaining (posisi)
sajalah. Kalau soal kader ini kan Golkar paling pahamlah," kata Fernanda.
Fernanda juga
menilai komunikasi antara kubu Ijeck dan Ridho juga harus melibatkan Plt Ketua
Golkar Sumut saat ini, Ahmad Doli Kurnia Tanjung. Dia mengatakan Doli tetap
punya pengaruh dalam proses Musda.
"Ini soal
komunikasi yang tersumbat yang kemudian kita lancarkan. Jadi tidak ada lagi
masalah terhadap pemilihan ketua Golkar di Sumatera Utara. Artinya bukan hanya
sama Yasyir Ridho ya, termasuk kepada Plt saat ini. Doli itu cukup punya
pengaruh ke Sumut termasuk ke DPP," jelasnya.
selanjutnya Selanjutnya
Halaman
Sebelumnya, pendukung Wagub Sumut, Ijeck, mengklaim jagoannya telah
mendapat surat persetujuan bisa mendaftar sebagai calon Ketua Golkar Sumut.
Surat itu disebut diteken oleh Ketua Umum DPP Golkar Airlangga Hartarto dan
Sekjen Lodewijk F Paulus.
"Dalam
pertemuan yang sangat familiar, Ketua Umum dengan tegas menyatakan, sebelum Pak
Ijeck sebagai Wakil Gubernur Sumatera Utara sudah mendukung Pak Ijeck menjadi
Ketua Golkar Sumatera Utara. Hal ini diperkuat dengan surat DPP Partai Golkar
untuk Pak Ijeck maju menjadi Ketua Partai Golkar Sumatera Utara yang dimaksud
dengan diskresi," ujar Wakil Koordinator Pemenangan Pemilu Golkar Sumut
Irham Buana Nasution di Medan Kamis (9/7).
Ijeck disebut
mendapat diskresi setelah melakukan pertemuan dengan Airlangga pada Selasa
(7/7). Bermodal diskresi ini, para pendukung yakin Ijeck bakal terpilih menjadi
Ketua Golkar Sumut saat musda ulang. Dia juga menunjukkan surat diskresi yang
dimaksud.
"Kami
deklarasikan bahwa Pak Ijeck maju sebagai calon Ketua DPD Golkar Sumatera
Utara. Dengan diskresi ini, kita berharap musda dapat berjalan dengan baik dan
aklamasi," kata Irham.
Beberapa hari
kemudian, kubu Ridho menggelar deklarasi dukungan dari 27 DPD Golkar
Kabupaten-Kota se-Sumut. Dalam deklarasi ini, Ridho disebut mendapat dukungan
dari DPD hingga pengurus organisasi sayap Golkar di Sumut.
"Pimpinan
Partai Golkar kabupaten/kota se-Sumatera Utara menyatakan, ditambah dengan
organisasi Hasta Karya, Sayap, dan AMPG dan AMPI, menyatakan sepenuhnya
mendukung Saudara Yasyir Ridho Lubis menjadi Ketua Partai Golkar Provinsi
Sumatera Utara 2020-2025," kata Ketua Golkar Simalungun Timbul Jaya
Sibarani, Senin (13/7).
Ridho yang
merupakan Wakil Ketua DPRD Sumut sebelumnya terpilih sebagai Ketua Golkar Sumut
lewat Musda Golkar Sumut ke-X beberapa waktu lalu. Namun, hasil Musda itu
digugat ke Mahkamah Partai Golkar. Mahkamah Partai kemudian memutuskan Musda
digelar ulang.(Rd/detik.com)