Medan,DP News
Sangat
disayangkan sikap oknum yang mengutip sejumlah uang dari warga Bagan Deli yang
terkena program ‘Bedah Rumh’.Inilah yang membuat Wakil Ketua Fraksi Golkar DPRD
Medan, Mulia Asri Rambe sangat menyayangkan tindakan oknum yang telah mengutip
biaya untuk bedah rumah yang secara gratis.Bantuan bedah rumah itu murni
gratis, namun oleh oknum melakukan pungli. “Untuk itu segera dicari tahu dan
diusut oleh pihak kepolisian,” tegas Asri Rambe.
Hal tersebut
diungkap Rambe kepada wartawan,Senin(12/8). Dugaan penipuan dan pungutan liar
[Pungli] bedah rumah untuk 68 KK di Kelurahan Bagan Deli ditanggapi serius
Anggota DPRD Kota Medan.
“Kita di
lembaga legislatif akan mengusut ini siapa orangnya, kita minta kepada
masyarakat jangan terlalu percaya dengan orang tertentu yang mengaku petugas
atau apapun itu. Intinya bedah rumah gratis,” tandas Mulia Rambe.
Sekaligus dia
meminta kepada masyarakat untuk melapor ke DPRD agar diusut secara hukum.
Kepada Dinas Perkim, kata politisi Golkar ini, untuk turut berperan mengusut pengli
tersebut. Agar kasus itu bisa terbuka secara terang benderang.
“Kita di dewan
siap membantu masyarakat, kalau ada warga mau melapor, silakan datang. Biar
kita usut pelakunya,” tukasnya. Sebagaimana diketahui, Program bedah rumah
gratis yang diselenggarakan Dinas Perumahan dan Pemukiman [Perkim] Kota Medan
di Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan menuai protes dari sejumlah
masyarakat.
Seorang ibu
rumah tangga, Hadidah mengaku, pada Tahun 2018 rumahnya tak layak huni di Ujung
Tanjung, Kelurahan Bagan Deli, mendapat tawaran bedah rumah. Tawaran itu
diterima wanita yang selama ini masih menyewa rumah di Bagan Tambahan,
Kelurahan Bagan Deli.
Untuk
mengikuti program dari Kementrian PUPR tersebut. Hadidah menyerahkan surat
-surat untuk kelengkapan administrasi kepada petugas di lapangan bernama Yusri.
Sebelum proses bedah rumah itu dilaksanakan, ia diminta oleh Yus untuk membangun pondasi dan merobohkan rumahnya tersebut.
Sebelum proses bedah rumah itu dilaksanakan, ia diminta oleh Yus untuk membangun pondasi dan merobohkan rumahnya tersebut.
Lantas, wanita
berusia 36 tahun ini mencari biaya pinjaman senilai Rp21 juta. Dengan biaya
itu, ia merobohkan bangunan rumahnya dan membangun pondasi di tanah berukuran
8X9 meter.
“Kemarin ada
cerita, mau dibangun rumah saya sebelum bulan puasa, sibuklah kami meruntuhkan
rumah itu. Habis meruntuhkan rumah sekaligus upah dan menimbun pondasi habislah
uang kami Rp21 juta. Sudah minjam minjam pun itu supaya rumah kami tadi jadi
dibedah. Tapi sampai sekarang tidak juga dibangun,” keluh ibu anak tiga ini.
Senin [12/8].
Diungkapkan
Hadidah, Yus selaku petugas yang memberikan program bedah rumah ke masyarakat
meminta Rp 2 juta. Hadidah mengaku mampu membayar dengan mencicil. Ia pun
menyerahkan cicilan pertama Rp 300 ribu, kedua Rp 500 ribu, terakhir Rp100
ribu, jadi total Rp 900 ribu diberikan kepada Yus.
“Lalu saya
telpon lah dia [Yus], saya tanya bagaimana ini janji bulan puasa mau dibangun,
rumah sudah diruntuhkan tapi tak dibangun. Dijawabnya, kenapa ibu runtuhkan
rumah itu, tidak ada aku suruh runtuhkan rumah. Kalau gitu bangun lagi rumah
gubuk gubuk aja, bilangnya sama awak,” tutur istri nelayan ini meniru ucapan
Yus.
Disinggung
apakah benar Yus ada menyuruh merubuhkan rumah, Hadidah mengaku ada. Makanya ia
rubuhkan dan bangun pondasi. Ia khawatir seperti rumah temannya tak ada pondasi
gagal dibangun. Ia merasa kecewa karena tidak ada penjelasan bedah rumah
tersebut.
“Harapan saya,
maunya dibangun saja rumahnya. Karena janji dia mau bangun rumah yang Rp 30
juta. Kalau memang dibatalkan pulangkan uang kami dan berkas-berkas kami, tapi
kalau tidak dipulangkan kami tuntut,” ujar Hadidah, kesal.
Hal senada
juga dialami Sarifah. Ia mengaku rumahnya telah dirobohkan dan telah
menyerahkam yang Rp 900 ribu kepada Yus dengan 3 kali cicilan. Namun, sampai
saat ini penjelasan untuk bedah rumah itu belum juga diterimanya.
“Saya sama,
kayak Hadidah. Rumah dirobohkan dan serahkan uang Rp900 ribu. Kami sudah
menelpon di Yus, tapi tidak ada kepastian sampai sekarang,” keluhnya didampingi
suaminya. Sebelumnya juga Bu Sarinah warga Lorong 4 Umum, Bagan Deli juga jadi
korban pungli. Wanita paruh baya ini diminta uang senilai Rp 1,5 juta oleh Yus.(Rd)