Notification

×

Iklan

Iklan




Di Medan Belawan,Bedah Rumah Gratis Dikutip Rp 2 Juta: Anggota Dewan Minta Usut !!!

12 Agustus 2019



Medan,DP News
Sangat disayangkan sikap oknum yang mengutip sejumlah uang dari warga Bagan Deli yang terkena program ‘Bedah Rumh’.Inilah yang membuat Wakil Ketua Fraksi Golkar DPRD Medan, Mulia Asri Rambe sangat menyayangkan tindakan oknum yang telah mengutip biaya untuk bedah rumah yang secara gratis.Bantuan bedah rumah itu murni gratis, namun oleh oknum melakukan pungli. “Untuk itu segera dicari tahu dan diusut oleh pihak kepolisian,” tegas Asri Rambe.
Hal tersebut diungkap Rambe kepada wartawan,Senin(12/8). Dugaan penipuan dan pungutan liar [Pungli] bedah rumah untuk 68 KK di Kelurahan Bagan Deli ditanggapi serius Anggota DPRD Kota Medan.
“Kita di lembaga legislatif akan mengusut ini siapa orangnya, kita minta kepada masyarakat jangan terlalu percaya dengan orang tertentu yang mengaku petugas atau apapun itu. Intinya bedah rumah gratis,” tandas Mulia Rambe.
Sekaligus dia meminta kepada masyarakat untuk melapor ke DPRD agar diusut secara hukum. Kepada Dinas Perkim, kata politisi Golkar ini, untuk turut berperan mengusut pengli tersebut. Agar kasus itu bisa terbuka secara terang benderang.
“Kita di dewan siap membantu masyarakat, kalau ada warga mau melapor, silakan datang. Biar kita usut pelakunya,” tukasnya. Sebagaimana diketahui, Program bedah rumah gratis yang diselenggarakan Dinas Perumahan dan Pemukiman [Perkim] Kota Medan di Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan menuai protes dari sejumlah masyarakat.
Seorang ibu rumah tangga, Hadidah mengaku, pada Tahun 2018 rumahnya tak layak huni di Ujung Tanjung, Kelurahan Bagan Deli, mendapat tawaran bedah rumah. Tawaran itu diterima wanita yang selama ini masih menyewa rumah di Bagan Tambahan, Kelurahan Bagan Deli.
Untuk mengikuti program dari Kementrian PUPR tersebut. Hadidah menyerahkan surat -surat untuk kelengkapan administrasi kepada petugas di lapangan bernama Yusri.
Sebelum proses bedah rumah itu dilaksanakan, ia diminta oleh Yus untuk membangun pondasi dan merobohkan rumahnya tersebut.
Lantas, wanita berusia 36 tahun ini mencari biaya pinjaman senilai Rp21 juta. Dengan biaya itu, ia merobohkan bangunan rumahnya dan membangun pondasi di tanah berukuran 8X9 meter.
“Kemarin ada cerita, mau dibangun rumah saya sebelum bulan puasa, sibuklah kami meruntuhkan rumah itu. Habis meruntuhkan rumah sekaligus upah dan menimbun pondasi habislah uang kami Rp21 juta. Sudah minjam minjam pun itu supaya rumah kami tadi jadi dibedah. Tapi sampai sekarang tidak juga dibangun,” keluh ibu anak tiga ini. Senin [12/8].
Diungkapkan Hadidah, Yus selaku petugas yang memberikan program bedah rumah ke masyarakat meminta Rp 2 juta. Hadidah mengaku mampu membayar dengan mencicil. Ia pun menyerahkan cicilan pertama Rp 300 ribu, kedua Rp 500 ribu, terakhir Rp100 ribu, jadi total Rp 900 ribu diberikan kepada Yus.
“Lalu saya telpon lah dia [Yus], saya tanya bagaimana ini janji bulan puasa mau dibangun, rumah sudah diruntuhkan tapi tak dibangun. Dijawabnya, kenapa ibu runtuhkan rumah itu, tidak ada aku suruh runtuhkan rumah. Kalau gitu bangun lagi rumah gubuk gubuk aja, bilangnya sama awak,” tutur istri nelayan ini meniru ucapan Yus.
Disinggung apakah benar Yus ada menyuruh merubuhkan rumah, Hadidah mengaku ada. Makanya ia rubuhkan dan bangun pondasi. Ia khawatir seperti rumah temannya tak ada pondasi gagal dibangun. Ia merasa kecewa karena tidak ada penjelasan bedah rumah tersebut.
“Harapan saya, maunya dibangun saja rumahnya. Karena janji dia mau bangun rumah yang Rp 30 juta. Kalau memang dibatalkan pulangkan uang kami dan berkas-berkas kami, tapi kalau tidak dipulangkan kami tuntut,” ujar Hadidah, kesal.
Hal senada juga dialami Sarifah. Ia mengaku rumahnya telah dirobohkan dan telah menyerahkam yang Rp 900 ribu kepada Yus dengan 3 kali cicilan. Namun, sampai saat ini penjelasan untuk bedah rumah itu belum juga diterimanya.
“Saya sama, kayak Hadidah. Rumah dirobohkan dan serahkan uang Rp900 ribu. Kami sudah menelpon di Yus, tapi tidak ada kepastian sampai sekarang,” keluhnya didampingi suaminya. Sebelumnya juga Bu Sarinah warga Lorong 4 Umum, Bagan Deli juga jadi korban pungli. Wanita paruh baya ini diminta uang senilai Rp 1,5 juta oleh Yus.(Rd)

| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |