Notification

×

Iklan

Iklan




‘Kekuasaan’ Dzulmi Eldin Berakhir 17 Februri 2021: Tidak Mencalonkan Diri Untuk Walikota ke-22 ...????

06 Agustus 2019

Drs HT Dzulmi Eldin S, M.Si ,lahir di Medan, Sumatera Utara, 4 Juli 1960 ( umur 59 tahun) adalah Wali Kota Medan yang menjabat sejak 18 Juni 2014 hingga 26 Juli 2015 melanjutkan kepemimpinan Drs Rahudman Harahap yang tersandung masalah hukum.
Eldin pernah menjabat sebagai Wakil Wali Kota Medan sejak 26 Juli 2010 hingga 15 Mei 2013 dan Plt. Wali Kota Medan yang menjabat sejak 15 Mei 2013 hingga 18 Juni 2014.Dan dalam Pilkada Serentak 2015, Drs HT Dzulmi Eldin S,MSi menjadi pasangan terkuat yang berpasangan dengan Ir Akhyar Nasuition MSi yang merupakan kader PDI Perjuangan.
Pemilihan umum Wali Kota Medan 2015 dilaksanakan pada 9 Desember 2015 untuk memilih Wali kota dan Wakil Wali kota Kota Medan periode 2016-2021.Dan dilantik sebgai Walikota Medan brpsaangan dengn Wakil Walikota Medan Ir H Akhyar Nasution,MSi pada 17 Februari 2016 ileh Gubsu T Erry Nuariadi bersama 14 bupati/walikota se-Sumatera Utara.
KPUD Kota Medan telah menetapkan dua pasang kandidat peserta Pilwako Medan 2015 dan pada 25 Agustus lalu, KPUD telah mengundi nomor urut peserta Pilwako Medan dan inilh nomor urutnya pasangan Drs Ht Dulzmi Eldin-Ir H Akhyar Nasution nomor urut 1 dan pasangan Ramadhan Pohan-Eddie  Kesuma nomor urut 2.
Pasangan Drs HT Dzulmi Eldin S,MSi –Ir H Akhyar Nasution,MSi didukung partai politik Golkar,PDI Perjuangan,Nasdem,PAN,PKPI,PKS dan PBB sedang pasangan Ramadhan Pohan-Eddie Kusuma didukung Partai Demokrat,Gerindra dan Hanura.
Hasil pilkada telah ditetapkan, pasangan Dzulmi Eldin-Akhyar Nasution memperoleh 346.406 suara atau 71,72 persen dari 483.014 suara sah. Sementara rival mereka, Ramadhan Pohan-Eddie Kusuma, hanya meraup 136.608 suara, atau 28,28 persen.
Dalam Pilkada ini terdapat 24.336 suara tidak sah. Jumlah itu mencapai 5,04 persen dari total 507.351 pemilih yang menggunakan haknya.
Angka partisipasi 507.351 pemilih menjadi catatan tersendiri dalam ilkada kali ini. Jumlah itu hanya 25,56 persen dari keseluruhan pemilih terdata dalam Daftar Pemilih Tetap, yaitu 1.985.096 pemilih. "Pengguna hak pilih memang hanya sekitar 25,5 persen, sisanya tidak memilih. Golputnya memang tinggi," ujar Anggota KU Medan Pandapotan Tamba,SH saat itu.
Jumlah warga tidak menggunakan hak pilihnya mencapai 1.477.745. Jumlah itu 74,44 persen dari DPT. Persentase ini boleh jadi angka golput tertinggi pada pilkada kali ini.
Rendahnya tingkat kepercayaan ini bisa terlihat dari jumlah pemilih pada Pilkada Medan hanya 507.350 jiwa atau 25,5 persen. Bahkan Eldin yang dinyatakan menang oleh KPU hanya meraup 346.406 suara. Kesimpulannya,jumlah masyarakat yang memilih sangat jauh dari jumlah daftar pemilih yang mencapai 1.998.835 orang.
Selain pasangan Dzulmi Eldin-Akhyar Nasution, 14 kepala daerah terpilih lainnya di Sumut juga dilantik secara massal di Lapangan Merdeka, Medan pada 17 Februari 2016 lalu,yang beraarti pasangan Dzulmi Elddin-Akhyar Nasution akan mengakhiri tugasnya 17 Februari 2021 nanti.
Ke 14 kepala daerah yang dilantik ialah, Wali Kota Binjai, Tanjungbalai, Sibolga, Serdangbedagai, Labuhanbatu, Asahan, Labuhanbatu Utara, Labuhanbatu Selatan, Tobasamosir, Humbahas, Tapanuli Selatan, Samosir, Papak Bharat, dan Tapanuli Tengah.
Tidak Maju
Namun hal menarik sekarang ini,bahwa Walikota Medan Drs HT Dzulmi Eldin S,MSi,MH dengaan sangat mengejutkan saat ditanyai wartawan,Sabtu lalu mengatakan tidak akan mencaalonkaan diri untuk Pilkada 2020.
Katanya,Eldin memberi kesempatan kepada yang muda-muda dan dia menyatakan mengabdi bukan hanya sebagai walikota tetapi bisa di tempat yang lain.
Spontan jawaban Eldin itu menggetkan berbagai pihak karena belum pernah terdengar informasi Dzulmi Eldin bakal tidak mencalonkan diri periode kedua padaa Pilkada Serentak 2020 nanti.
Dan Eldin pun jadi incaran pers untu mendapatkan jawaban pasti alasan tidak me seolahncalonkan diri lagi.Kejadiannya,Senin(6/8) saat  di Gedung DPRD Medan,tiba-tiba Eldin pun enggan berkomentar saat ditanyai wartawan bahkan sempat terjadi insiden upaya mencoba menghalanghalangi wartawan wawancara. Insiden tolak-tolakan antara sekuriti gedung dewaan degan wartawan tidak terhindarkan namun Eldin pun lolos dan meninggalkan gedung dewan.
Dengan adegan di gedung dewaan ini,wartawan belum bisa membuka tabir kenapa Dzulmi Eldin tidak mau mencalonkan diri untuk Pilkada Serentak 2020. Kita tunggu episode berikutnya.........
Sebagai pegangan bagi pembaca, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman memaparkan tahapan penyelenggaraan Pilkada Serentak 2020 dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi II DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (8/7).
Tahapan pemungutan suara pilkada akan dilaksanakan pada Rabu 23 September 2020. Kemudian, pendaftaran calon gubernur akan dilaksanakan pada Februari 2020. Sedangkan pendaftaran calon bupati dan walikota akan dimulai Maret 2020.
Kampanye Pilkada serentak para kandidat dimulai pada 1 Juli hingga 19 September 2020 dengan durasi 81 hari."Jadi tiga hari setelah penetapan pasangan calon kemudian akan sudah dimulai masa kampanye. Masa kampanye berdurasi 81 hari," ujar Arief.
Arief memaparkan, KPU Provinsi, kabupaten/kota menyelenggarakan pemilihan gubernur, bupati dan wali kota di 270 daerah. Jika dirinci sembilan provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota yang akan mengikuti Pilkada serentak.
Meski Eldin mengatakan tidak maju tetapi gong Pilkda belum dipukul sebab barulah bulan Maret 2020 nanti masa pencalonan pasangan walikota-wakil walikota  ke Komisi Pemilihan Umum,yang artinya waktu berpikir masih panjang apalagi masa ‘kekuasaan’ sebagai walikota masih lama dan berakhir Februari 2021.
(Catatan: Pangihutan Sirumapea,Wartawan Delta Parira News.Com/Mantan Anggota KPU Kota Medan/Dari Berbagai Sumber)


| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |