Notification

×

Iklan

Iklan




Asap Tebal:Kalteng Liburkan Sekolah 6 Hari,Santri Ponpes di Pekanbaru Pulang Kampung

14 September 2019

Pondek Pesantren Umul Qura. (Foto: Chaidir Anwar Tanjung/detikcom)
Jakarta,DP News
Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng), meliburkan sekolah selama satu minggu terhitung 16 hingga 21 September 2019. Sekolah diliburkan karena asap pekat akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang dikhawatirkan mengganggu kesehatan murid.
"Surat edaran terkait libur sekolah itu sudah ditandatangani Pak Bupati dan telah kami sampaikan kepada kepala sekolah. Kebijakan ini setelah melihat asap yang cukup pekat akibat karhutla," kata Kepala Dinas Pendidikan Kotawaringin Timur Suparmadi di Sampit, sebagaimana dilansir dari Antara, Sabtu (14/9).
Surat Edaran tentang Libur Sekolah itu tertanggal 14 September 2019 atau hari ini ditandatangani Bupati Kotawaringin Timur Supian Hadi. Surat ditujukan kepada kepala sekolah mulai tingkat pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga sekolah menengah pertama (SMP) sederajat baik yang berstatus negeri maupun swasta.
Isi surat edaran itu menyebutkan kebijakan dibuat berdasarkan instruksi Gubernur Kalteng tentang pelaksanaan proses pembelajaran satuan pendidikan jenjang TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, melihat kondisi asap yang sudah dalam kondisi sangat berbahaya bagi kesehatan peserta didik maka menetapkan libur sekolah.
Pondek Pesantren Umul Qura Pekanbaru terdampak asap imbar kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Sejumlah santri dari luar Riau pun pulang kampung menghindari asap pekat.
"Di pondok pesantren kami, sejumlah santri dari luar Riau memilih pulang ke kampung halamannya. Mereka khawatir sakit karena asap," kata Ketua Pembina Yayasan Ponpes Umul Qura, Ibnu Masud kepada detikcom, Sabtu (14/9).
Ibnu menjelaskan, Ponpes yang dikelolanya di Jalan Air Hitam, Pekanbaru ini sudah diliburkan. Sejumlah santri setingkat SMP dan SMA sudah tidak mondok lagi. Ada sekitar 188 santri di Ponpes Umul Quro tersebut.
"Padahal ditempat kita ada ruang belajar pakai AC, masjid pakai AC. Namun orang tua para santri tetap khawatir anaknya jatuh sakit karena asap," kata Ibnu.
Sehingga saat ini, katanya, seluruh santri yang berasal dari luar Riau diminta orang tuanya untuk pulang kampung. Para orang tua mereka tak ingin anaknya di Pekanbaru terpapar asap pekat yang rentan penyakit.
"Santri kami ada berasal dari Sumut, Batam, Sumbar, Jambi dan Bengkulu. Mereka semuanya pulang kampung karena asap ini," kata Ibnu.
Menurut Ibnu kebijakan meliburkan ini, karena sudah ada instruksi dari Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Pemkot Pekanbaru. Sekalipun pondok pesantren di bawah binaan Departemen Agama, namun mereka tetap merujuk kebijakan Pemda.
"Memang Ponpes di bawah Depag, namun Depag kan juga dapat surat dari pemerintah daerah untuk meliburkan semua siswa. Jadi kita pun ikut aturan itu karena memang kondisi asap masih pekat saat ini," kata Ibnu.(detikcom/Rd)


| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |