Mexico City ,DP New
Pemandangan aneh dan langka terjadi di Kota San Andreas Puerto Rico Meksiko
dan samasekali belum pernah terjadi di Indonesia termasuk Kota Medan dimana
Walikotanya diarak keliling kota dengan mengenakan pakaian perempuan.
Pemandangan ini untuk warga Kota San Andres Puerto Rico di Meksiko
yang marah dengan Wali Kota mereka yang gagal memenuhi janji kampanye.
Akibatnya, sang Wali Kota pun dipaksa memakai pakaian wanita dan diarak keliling
kota, selama beberapa hari.
Seperti dilansir media Amerika Serikat (AS), Fox News, Rabu (7/8), situasi tak biasa ini terjadi di San Andres Puerto Rico yang ada di wilayah Huixtan, negara bagian Chiapas, Meksiko bagian selatan, pekan ini.
Wali Kota yang bernama Javier Jimenez terlihat sangat stres saat terpaksa berjalan keliling kota dengan memakai rok panjang warna hitam dan blus berenda warna putih yang memiliki kerutan dan hiasan bordir motif bunga.
Momen ini digelar pada awal pekan ini dan Jimenez harus menghadapi langsung kerumunan warga yang marah. Seorang pejabat setempat yang bernama Luis Ton turut menjalani 'hukuman' yang sama. Dia tampak memakai gaun warna merah muda dengan corak polkadot putih.
Seperti dilansir media Amerika Serikat (AS), Fox News, Rabu (7/8), situasi tak biasa ini terjadi di San Andres Puerto Rico yang ada di wilayah Huixtan, negara bagian Chiapas, Meksiko bagian selatan, pekan ini.
Wali Kota yang bernama Javier Jimenez terlihat sangat stres saat terpaksa berjalan keliling kota dengan memakai rok panjang warna hitam dan blus berenda warna putih yang memiliki kerutan dan hiasan bordir motif bunga.
Momen ini digelar pada awal pekan ini dan Jimenez harus menghadapi langsung kerumunan warga yang marah. Seorang pejabat setempat yang bernama Luis Ton turut menjalani 'hukuman' yang sama. Dia tampak memakai gaun warna merah muda dengan corak polkadot putih.
Laporan media lokal, El Diario de Mexico, menyebut salah satu
keluhan warga adalah Jimenez tidak berhasil memenuhi janji kampanyenya untuk
mengalokasikan dana sebesar 3 juta Peso (Rp 2,1 miliar) bagi pembangunan sistem
perairan di kota tersebut. Keluhan-keluhan warga lainnya tidak disebutkan lebih
lanjut.
Saat Jimenez dan Ton berjalan keliling kota dengan pakaian wanita, warga setempat mengangkat poster tulisan tangan yang berisi daftar kegagalan pejabat tersebut.
Dalam wawancara dengan wartawan setempat, Jimenez yang tampak tidak nyaman dengan pakaian yang dikenakannya menegaskan dia telah berusaha memenuhi janji-janjinya. Namun dia menyatakan tidak ada lagi dana yang bisa digunakan karena semuanya telah disalurkan ke berbagai komunitas masyarakat.
Saat Jimenez diwawancara, beberapa warga mengecam kegagalan pemerintah dan warga lainnya berteriak kepadanya agar tidak terus mengatakan kebohongan.
Saat Jimenez dan Ton berjalan keliling kota dengan pakaian wanita, warga setempat mengangkat poster tulisan tangan yang berisi daftar kegagalan pejabat tersebut.
Dalam wawancara dengan wartawan setempat, Jimenez yang tampak tidak nyaman dengan pakaian yang dikenakannya menegaskan dia telah berusaha memenuhi janji-janjinya. Namun dia menyatakan tidak ada lagi dana yang bisa digunakan karena semuanya telah disalurkan ke berbagai komunitas masyarakat.
Saat Jimenez diwawancara, beberapa warga mengecam kegagalan pemerintah dan warga lainnya berteriak kepadanya agar tidak terus mengatakan kebohongan.
Jimenez dan Ton dipaksa untuk mengumpulkan dana dari pengendara yang lewat
di jalanan, demi menggalang dana untuk meningkatkan sistem perairan. Laporan
media lokal lainnya, Cultura Colectiva, menyebut kedua pejabat ini
'ditahan' oleh warga selama setidaknya empat hari.
Warga bahkan menuntut penyelidikan untuk mencari tahu apakah Jimenez mencuri dana 3 juta Peso yang diklaimnya telah diserahkan ke berbagai komunitas masyarakat. Dalam wawancara dengan wartawan setempat, Jimenez menegaskan dirinya tidak bersalah, namun dia menyatakan akan mematuhi penyelidikan.
Praktik mendandani pejabat atau politikus yang mengecewakan rakyat dengan pakaian wanita seperti ini telah menjadi tradisi di beberapa kota di negara bagian Chiapas. Bahkan terkadang para pejabat dijemput paksa dan didandani secara tidak wajar.
Namun terlepas dari itu, tidak semua warga setuju dengan cara semacam ini. Laporan media lokal, La Republica, menyebut sejumlah pihak menyatakan warga harus memiliki cara yang lebih dewasa untuk melampiaskan kemarahan pada pejabat dan politikus yang mengecewakan mereka.
(Detik.Com/Rd)
Warga bahkan menuntut penyelidikan untuk mencari tahu apakah Jimenez mencuri dana 3 juta Peso yang diklaimnya telah diserahkan ke berbagai komunitas masyarakat. Dalam wawancara dengan wartawan setempat, Jimenez menegaskan dirinya tidak bersalah, namun dia menyatakan akan mematuhi penyelidikan.
Praktik mendandani pejabat atau politikus yang mengecewakan rakyat dengan pakaian wanita seperti ini telah menjadi tradisi di beberapa kota di negara bagian Chiapas. Bahkan terkadang para pejabat dijemput paksa dan didandani secara tidak wajar.
Namun terlepas dari itu, tidak semua warga setuju dengan cara semacam ini. Laporan media lokal, La Republica, menyebut sejumlah pihak menyatakan warga harus memiliki cara yang lebih dewasa untuk melampiaskan kemarahan pada pejabat dan politikus yang mengecewakan mereka.
(Detik.Com/Rd)